Surabaya, Indonesiajayanews.com – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Kominfo Jatim) Sherlita Ratna Dewi Agustin, menegaskan pentingnya peran insan media dalam menjaga kualitas bahasa Indonesia di tengah derasnya arus informasi digital. Hal itu disampaikannya, saat membuka secara daring kegiatan Penyegaran Kebahasaan bagi Insan Media di Kota Surabaya yang digelar Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) di Aula Cut Nyak Dien, Surabaya, Senin (22/9/2025).
“Kami berharap melalui kegiatan ini para peserta dapat memperkuat kapasitas kebahasaannya, memahami kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan berita dan konten digital, serta menjadi agen literasi bahasa di ruang publik. Dengan demikian informasi yang beredar tidak hanya informatif, tetapi juga mendidik dan memberikan pencerahan,” ujar Sherlita.
Dia menyebut, bahasa Indonesia kini menduduki peringkat ke-10 bahasa yang paling banyak digunakan di dunia dengan 252 juta penutur, dan diajarkan di 54 negara. Bahkan sejak 2023, bahasa Indonesia telah diakui UNESCO sebagai salah satu dari sepuluh bahasa resmi dunia.

“Di satu sisi hal ini menjadikan kebanggaan buat kita bahwa bahasa Indonesia sudah mendunia. Tetapi ada satu sisi yang harus kita waspadai bahwa tanggung jawab bersama dari kita untuk terus menjaga kualitas dan inti dari bahasa Indonesia karena terkait dengan martabat bangsa,” kata Sherlita.
Pengaruh Transformasi Digital
Sherlita pun menyoroti perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses informasi. Dia memaparkan, berdasar laporan Reuters Institute (2024), sebanyak 84 persen masyarakat Indonesia kini mengakses berita melalui smartphone.
Sementara survei Litbang Kompas (2025) menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen publik memilih media sosial sebagai sumber utama informasi kebijakan pemerintah, dan selebihnya 15,7 persen memanfaatkan media daring, 14,7 persen memilih media massa. Data ini menggambarkan bahwa sekarang sedang terjadi transformasi media dari konvensional ke digital.
“Kalau dulu kita pagi baca koran sekarang yang dipegang HP dan lihat media berita apa yang sekarang lagi happening, lagi viral di ruang digital menjadikan hal utama dalam bagaimana kemudian informasi itu didistribusikan kepada publik,” ucap Sherlita
Transformasi digital inilah, menurut Sherlita, yang membuat peran media massa dan pengelola media sosial pemerintah semakin strategis.
“Tantangan kita ganda, yaitu bagaimana menyampaikan informasi dengan cepat sekaligus tetap menjaga kualitas bahasa Indonesia,” jelasnya.
Sherlita menuturkan, fenomena transformasi digital tersebut juga terjadi di dunia pemerintahan. Ketika dulu ingin menyampaikan pesan lewat media massa radio, televisi, koran, media cetak. Sekarang hampir sebagian besar dari berita maupun informasi yang disampaikan kepada masyarakat oleh masing-masing perangkat daerah pemerintah disampaikan lewat media sosial.
“Bahkan sejumlah 54, akun IG atau Instagram Pemprov Jatim itu sudah berstatus centang biru sebagai bentuk dari verified ya bentuk tanggung jawab kita kepada publik bahwa media yang dikelola adalah benar terverifikasi sebagai media yang dikelola oleh pemerintah,” tuturnya.
Oleh karenanya, Sherlita menilai, di era yang serba digital ini para insan media yang berperan sebagai penyebar informasi harus menjaga bahasa Indonesia.
“Hal ini menjadi tantangan bagi kita bersama, kita semua, tidak hanya balai bahasa saja tetapi kita sebagai pengelola media sosial di pemerintah. Di satu sisi kita dituntut tanggung jawab untuk menyampaikan informasi kepada publik dengan cepat, melalui bahasa yang sangat mudah dipahami oleh publik. Tapi di satu sisi lainnya, kita juga punya tanggung jawab untuk menjaga bahasa Indonesia ini agar tetap sesuai dengan kaidah-kaidahnya,” tegasnya.
Sherlita menilai, penggunaan bahasa yang tidak tepat dalam konten media berisiko menimbulkan misinformasi hingga hoaks. Karena itu, insan media diharapkan mampu menyajikan informasi akurat, dapat dipercaya, dan komunikatif, sekaligus menjaga bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.
“Sekali lagi kami menyampaikan terima kasih atas inisiasi BBP Jatim mengadakan kegiatan ini. Mudah-mudahan ke depan kita lebih banyak lagi kolaborasi-kolaborasi yang luar biasa dalam hal menjaga bahasa Indonesia. Karena menurut saya Bahasa Indonesia bukan hanya sekadar sebagai bahasa persatuan tapi sesuatu yang menjadi identitas kita dan perlu dijaga untuk menjaga bangsa ini bersama-sama,” pungkasnya.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi BBP Jatim dengan Diskominfo Jatim yang menyasar 50 peserta jurnalis dari PWI, AJI, media cetak, elektronik, daring, serta pengelola media sosial pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur. Kegiatan dihadiri pula oleh Kepala BBP Jatim, Puji Retno Hardiningtyas. (Arifin/Kominfo)