Peristiwa

”Dari Dapur Desa, UMKM Dapur DINDA Bertransformasi Menjadi Peluang Besar”

16
×

”Dari Dapur Desa, UMKM Dapur DINDA Bertransformasi Menjadi Peluang Besar”

Sebarkan artikel ini

Indonesiajayanews-Probolinggo – Mahasiswa sering mendengar jargon “UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia”. Namun, pernahkah kita melihat langsung bagaimana UMKM kecil berjuang untuk bertahan dan tumbuh di tengah keterbatasan? Kisah UMKM Dapur DINDA, yang berada di Dusun Penangan, Desa Sokaan, Kecamatan Krejengan, Probolinggo, bisa membuka mata kita.
Didirikan tahun 2018 oleh sekelompok ibu rumah tangga, Dapur DINDA memproduksi makanan beku seperti risoles dan piscok. Produksinya masih kecil, hanya sekitar 5–10 kilogram per hari, dengan peralatan seadanya. Penjualan pun masih terbatas pada pesanan tetangga, kerabat, dan event musiman seperti pasar malam atau Ramadan.

“Kalau ada yang pesan, baru kami produksi. Itu pun tidak bisa banyak karena alatnya sederhana,” kata Winda Nur Anggraini, ketua UMKM Dapur DINDA.
Padahal, pasar makanan beku di Indonesia sangat menjanjikan. Menurut data Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI), nilai pasar makanan beku bisa menembus Rp200 triliun pada tahun 2025. Sayangnya, banyak UMKM kecil seperti Dapur DINDA belum bisa ikut menikmati peluang besar tersebut karena terkendala standar mutu, teknologi, dan pemasaran.

Tantangan: Standar Mutu hingga Pemasaran Digital
Produksi makanan beku tidak bisa sembarangan. Produk harus memenuhi standar keamanan pangan dari Badan POM, memiliki izin PIRT, dan sertifikasi halal. Sayangnya, Dapur DINDA belum memiliki dokumen legalitas itu.
Selain itu, proses produksinya masih manual. Adonan diaduk dengan tangan, kulit risoles dibuat menggunakan panci, dan pengemasan masih memakai plastik mika sederhana. Hal ini membuat kualitas produk sulit konsisten dan rentan terhadap kontaminasi mikroba.
Di sisi lain, pemasaran mereka masih bersifat konvensional. Penjualan hanya mengandalkan mulut ke mulut, grup WhatsApp, atau posting sederhana di Facebook. Belum ada strategi digital marketing yang mampu menjangkau pasar lebih luas.
Dalam pelaksanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang mendampingi UMKM Dapur DINDA, Universitas Hang Tuah menurunkan tim dosen dengan kepakaran lintas bidang:
No Nama Dosen NIDN/NIM Kepakaran
1 Apt. Liza Yudistira Yusan, S.Farm., M.F.K. 0703038502 Bidang Farmasi/Kesehatan
2 Joko Subur, S.T., M.T. 0714038203 Bidang Teknik Sistem Elektronika
3 Daeng Rahmatullah, S.Pd., M.T. 0707039002 Bidang Teknik Mesin Elektro

Program PKM: Jalan Menuju Perubahan
Di sinilah peran perguruan tinggi hadir melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Tim dosen dan mahasiswa memberikan pendampingan berupa:

• Penyuluhan standar mutu pangan: mulai dari BPOM, pendaftaran PIRT, hingga sertifikasi halal.

• Pelatihan penggunaan alat produksi modern: seperti mixer adonan stainless steel, vacuum sealer, dan freezer khusus untuk makanan beku.

• Edukasi pemasaran digital: agar Dapur DINDA bisa memasarkan produknya lewat marketplace (Tokopedia, Shopee) atau website sendiri.

Targetnya, kapasitas produksi meningkat dari 2 kg per hari menjadi 10 kg per hari, sekaligus membuka akses pasar yang lebih luas.
Inspirasi untuk Mahasiswa
Kisah Dapur DINDA adalah bukti bahwa pengetahuan di kampus bisa langsung diimplementasikan untuk memberi manfaat nyata. Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi juga bisa turun ke lapangan: mendampingi UMKM, mengajarkan digitalisasi, hingga membantu mereka menembus pasar nasional.
Bagi mahasiswa, ini adalah kesempatan belajar kewirausahaan sekaligus memberi dampak sosial. Apalagi, tren bisnis makanan praktis dan sehat diprediksi akan terus tumbuh, seiring meningkatnya gaya hidup serba cepat di kota-kota besar.
Harapan ke Depan
Jika program ini berhasil, Dapur DINDA bukan hanya sekadar dapur kecil di desa. Ia bisa menjadi role model bagaimana UMKM desa mampu naik kelas dengan dukungan teknologi, digitalisasi, dan semangat kolaborasi.
Suatu hari nanti, bukan mustahil produk risoles dan piscok buatan ibu-ibu Krejengan ini bisa kita beli di supermarket besar. Dari desa kecil di Probolinggo, untuk seluruh Indonesia. (Sokaan 30 Agustus 2025)
Pengabdian Kepada Masyarakat dalam skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat tersebut merupakan hibah PKM yang didanai oleh KEMENDIKTISAINTEK